AKUNTANSI MENGAJARKAN KESEIMBANGAN

Jumat, 06 Juli 2012

AKUNTANSI KONVENSIONAL VS AKUNTANSI ISLAM


Kritik Terhadap Akuntansi Konvensional 
  
4 faktor pembentuk NILAI:
  1. Kegunaan (Utility)
  2. kelangkaan (scarcity)
  3. Keinginan (desire)
  4. Daya Beli (efective demand)
 
Dari dasar inilah ekonomi konvensional berkembang. ilmu ekonomi konvensional didasarkan pada analisis manusia dalam memahami fenomena nyata dalam masyarakat, khususnya fenomena masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. ilmu ekonomi konvensional mempunyai dua asumsi (Boediono, 1997), asumsi berkaitan dengan kondisi alam sebagai penyedia kebutuhan manusia dan asumsi yang ada pada diri manusia.

Para pemerhati akuntansi menginginkan adanya revolusi masif terhadap akuntansi. Diantara tokoh tersebut adalah Bruce Lev, perkembangan akuntansi menurutnya tidak sejalan dengan perkembangan industri saat ini, dimana pencatatan hanya terbatas pada aktiva berwujud saja 

sedangkan saat ini banyak aktiva tidak berwujud yang justru dimiliki industri-industri, antara lain:
  1. paten,
  2. goodwill,
  3. software dan
  4. website.

Hal ini dianggap sebagai kelemahan akuntansi konvensional, dimana pencatatan hanya terbatas pada penghitungan material. Truebold Commitee dalam Harahap dalam Dahnil A Simanjutak menyatakan kritik terhadap akuntansi konvensional diantaranya :
1. Akuntansi hanya menyangkut laporan historis sehingga tidak dapat menggambarkan secara eksplisit prospek masa depan.
2. Angka-angka akuntansi umumnya didasarkan pada hasil transaksi pertukaran sehingga hanyamenggambarkan nilai pada saat itu.
3. Dalam akuntansi sering digunakan metode dari beberapa metode yang sama-sama diterimayang menghasilkan laporan dan informasi berbeda.
4. Akuntansi menekankan pada laporan keuangan yang bersifat umum yang dapat digunakansemua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak padahal pemakaiannya yangsebenarnya memiliki perbedaan kepentingan.
5. Angka-angka disatu laporan berkaitan dengan angka-angka dilaporan lainnya.
6. Diakui bahwa laporan keuangan yang sekarang tidak menggambarkan likuiditas dan arus kas.
7. Perubahan dalam daya beli uang jelas ada, namun hal ini tidak tergambarkan dalam laporan keuangan.
8. Konsep materiality merupakan konsep pelaporan
Batasan Terhadap Istilah Ini Agak Abu-abu
Kritik pedas yang muncul menunjukan bahwa akuntansi konvensional harus mengalami renovasi konstruktif, karena bila tidak maka eksistensi akuntansi konvensional akan terancam dikarenakan tidak mampu menjawab tantangan-tantangan yang muncul sebagai imbas perkembangan jaman. Sejalan dengan ini Bruche Lev mengatakan bahwa akuntan bukan a good eyesight. Menurut Lev para akuntan masih menggunakan kacamata lensa lama yang tidak dapat melihat situasi ekonomi yang baru.
Sejatinya perubahan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi oleh karena itu keterbatasan akuntansi konvensional menunjukan bahwa akuntansi sebagai ilmu harus terus berkembang agar dapat “melayani” kebutuhan perkembangan ekonomi yang terus berubah.

Over Value Akuntansi Islam

Akuntansi konvensional lahir dalam lingkup kapitalis sehingga dasar yang digunakan adalah semata-mata rasio tanpa mempertimbangkan sisi teologis. Sesuai dengan perkembangannya ternyata hal ini tidak sejalan karena tidak mampu menjawab kebutuhan moral yang dewasa ini sangat dibutuhkan.
Penyajian laporan keuangan misalnya, dibuat sedemikian rupa agar mencerminkan kebutuhan dan kepentingan stockholder.
Hal ini sesuai dengan apa yangdikatakan Karl Max bahwa akuntansi kapitalis hanya merupakan legalisasi kaum kapitalis untuk tetap eksis. Dalam perkembangannya akuntansi konvensional mendapat tantangan serius dari akuntansiislam. Praktik akuntansi sudah sangat lama ada di kalangan bangsa Arab kuno. Pada jamanRasulullah saw berdasarkan firman Alloh SWT, Rasulullah berusaha untuk membersihkan praktik keuangan yang bebas dari unsur riba, monopoli, perjudian, pemerasan, dan segala praktik yang hanya menguntungkan satu pihak. Akuntansi merupakan bagian dari ajaran Islam, penambahan kata islam dalam ilmu akuntansi bukan karena saat ini label islam sedang laris manis “dijual”. Namun, kata islam menegaskan pada masyarakat sekuler bahwa ilmu akuntansi islam dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip ketauhidan. Eksistensi akuntansi islam menegaskan betapa kaya universalitas islam. Islam tidak hanya agama yang mengatur hubungan individu dengan Alloh SWT, akan tetapi menjelaskan dan memberi penerangan bagaimana seharusnya manusia menjalani hidupnya di dunia.
Perspektif akuntansi islam tidak hanya menempatkan akuntansi sebagai ilmu merekayasa angka,namun melihat akuntansi dari sisi pemahaman teologis. Hendriksen (1992) menyatakan bahwalingkungan merupakan faktor paling penting dalam mempengaruhi perkembangan dan perumusan teori.
Lingkungan kapitalis akan melahirkan teori akuntansi kapitalis sekuler, dan lingkungan islam seharusnya dapat melahirkan teori akuntansi islam.
Akuntansi tidak dapat dipisahkan dari akuntan, masyarakat, karena merupakan hasil dari interaksi sosial. Politik, hukum, budaya merupakan realitas sosial yang mempengaruhi teori akuntansi.
Realitas lembaga keuangan islam menunjukan bahwa islam tidak hanya mengatur masalah kepentingan bisnis namun ada unsur tenggang rasa sosial (zakat). Dekonstruksi teori akuntansi konvensional harus memberikan semangat bagi pecinta akuntansi untuk merokunstruksinya menjadi akuntansi islam yang positif dengan membuang praktik-praktik yang tidak sesuai ajaran islam, mempertahankan nilai dan praktik yang sesuai ajaranislam serta memperbaiki kekurangan yang ada. Hal ini akan membutuhkan waktu yang lama,akan tetapi semangat perbaikan akan membawa hasil yang diharapkan.....!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar